Aku ingat tanpa sengaja mataku menatap matamu pagi itu. Semalaman aku berpikir apa aku jatuh cinta kepadamu? Apa semudah itu hati dijatuhi. Satu pandangan saja dan aku merasa cukup malu. Dua hari kemudian kita bertemu lagi di sekolah, tetapi aku sengaja diam. Bukan karena tidak merasa malu. Jika saja aku berani , ingin ku sapa dirimu. Namun, kita belum akrab . Kita bahkan tidak begitu banyak bertegur sapa.
Mungkin benar begini , apa yang terasa di hati adalah hal-hal yang ditatap mata. Dan, ia merekamnya hingga diserap pikiran. Lalu, aku menyebutnya cinta. Hal yang sama seperti yang aku rasa. Selepas bertemu denganmu. Semalaman aku menghabiskan waktu berpikir tentangmu. Mengingat-ingat apa yang terjadi, lalu tersenyum membayangkan senyummu. Dan, menyadari betapa indahnya perasaan saat kita jatuh hati.
Meski sejujurnya aku takut terlalu cepat menyimpulkan. Namun, keyakinan seolah sudah terkumpul. Yang datang pada hati ini adalah yang aku sebut cinta. Yang melekat di benak ini adalah sesuatu yang aku sebut rindu. Di dadaku kini ia tumbuh merimbun dan semakin menimbun perasaan tak menentu. Dan aku mulai percaya, bahwa kau yang hadir bukan perasaan biasa. Aku ingin menjaga apa yang kurasa malam malam yang sunyi. Meski sendiri akan tetap kunikmati.
Tidak ada yang bisa menerka kapan cinta memilih jatuh pada seseorang. Namun, bukankah saat ini terasa kita selalu punya alasan untuk menjaga? Hanya saja tidak semuanya bisa dikatakan. Meski dikatakan atau tidak, perasaan suka tetaplah perasaan suka. Saat perasaan itu jatuh di hatimu. Kau selalu diberi pilihan. Membiarkan perasaan itu tetap terpendam dihatimu. Atau menyatakannya kepada seseorang yang membuatmu jatuh hati.
Afid Wg
Newbie
Selasa, 14 Juni 2016
Tak Perlu Tergesa-gesa
Belakangan aku hanya ingin sendiri. Menikmati hari-hari sendiri. Tanpa siapa pun. Tidak ada alasan yang perlu dijelaskan untuk itu, Aku hanya ingin sendiri. Dan, itu cukup untuk menjadi alasan yang kuat. Bukankah semua yang kita jalani berawal dari keinginan? Meski tanpa kita sadari, meski tidak atas keinginan kita sendiri. Seperti kamu harus kuliah di kota A, itu ingin orang tuamu. Walaupun kau tak ingin, kau tetap menjalaninya. Apalagi yang sudah menjadi keinginan sendiri, tentu tidak butuh penjelasan. Sebab, apa yang diinginkan diri sendiri memang tidak semuanya harus dijelaskan kepada orang lain. Jika itu berkaitan dengan hal yang bisa dilakukan sendiri. Seperti aku sedang ingin sendiri.
Tidak kupungkiri, sejak berakhir luka denganmu, rasanya untuk jatuh cinta kembali cukup sulit. Perasaan yang ada di dadaku semakin rumit. Padahal, aku bukan orang yang menutup hati kepada orang lain. Sama sekali tidak. Aku selalu senang hati mengenal orang baru. Namun , entah kenapa sejak hari ketika kau tak membalas perasaanku . Aku merasa lebih baik sendiri saja. Sampai waktu yang tidak pernah bisa kuperkirakan. Aku hanya menikmati apa yang aku jalani. Merasa bahagia, meski bukan dengan cara bahagia kebanyakan orang. Berkekasih
Namun, beberapa hari belakangan, aku merasa nyaman dengan seseorang. Entahlah, perasaan nyaman seperti apa yang aku rasakan. Kami hanya berbalas pesan singkat di sebuah media sosial. Dan, terkadang butuh waktu yang lama untuk menerima balasan darinya. Atau, aku kadang juga butuh waktu yang lama untuk membalas pesan singkatnya. Entahlah, aku juga tidak mengerti. Beberapa kali aku menerima pesan singkat darinya. Terasa agak berbeda. Aku seolah menantikan dia membalas pesanku. Meski aku tetap sibuk dengan kegiatanku. Tidak ada perasaan menggebu-gebu seperti jatuh cinta pada umumnya. Aku senang, dia sekarang ada dikepalaku lebih sering dari kesepian tanpamu. Aku senang, jika hari ini aku mulai merasa, aku tidak senang ingin sendiri. Setidaknya , aku senang membalas pesan singkat darinya. Meski sering membalasnya telat. Ya, tak banyak memang yang bisa kuharapkan, hanya saja, kalau ini jatuh cinta. Jatuhlah dengan semestinya, Tak perlu tergesa-gesa.
Tidak kupungkiri, sejak berakhir luka denganmu, rasanya untuk jatuh cinta kembali cukup sulit. Perasaan yang ada di dadaku semakin rumit. Padahal, aku bukan orang yang menutup hati kepada orang lain. Sama sekali tidak. Aku selalu senang hati mengenal orang baru. Namun , entah kenapa sejak hari ketika kau tak membalas perasaanku . Aku merasa lebih baik sendiri saja. Sampai waktu yang tidak pernah bisa kuperkirakan. Aku hanya menikmati apa yang aku jalani. Merasa bahagia, meski bukan dengan cara bahagia kebanyakan orang. Berkekasih
Namun, beberapa hari belakangan, aku merasa nyaman dengan seseorang. Entahlah, perasaan nyaman seperti apa yang aku rasakan. Kami hanya berbalas pesan singkat di sebuah media sosial. Dan, terkadang butuh waktu yang lama untuk menerima balasan darinya. Atau, aku kadang juga butuh waktu yang lama untuk membalas pesan singkatnya. Entahlah, aku juga tidak mengerti. Beberapa kali aku menerima pesan singkat darinya. Terasa agak berbeda. Aku seolah menantikan dia membalas pesanku. Meski aku tetap sibuk dengan kegiatanku. Tidak ada perasaan menggebu-gebu seperti jatuh cinta pada umumnya. Aku senang, dia sekarang ada dikepalaku lebih sering dari kesepian tanpamu. Aku senang, jika hari ini aku mulai merasa, aku tidak senang ingin sendiri. Setidaknya , aku senang membalas pesan singkat darinya. Meski sering membalasnya telat. Ya, tak banyak memang yang bisa kuharapkan, hanya saja, kalau ini jatuh cinta. Jatuhlah dengan semestinya, Tak perlu tergesa-gesa.
Langganan:
Postingan (Atom)